Pengantar Singkat: Usaha grosir bahan makanan membuka peluang bagi pelaku usaha dengan modal kecil. Karena banyak orang yang memilih belanja grosir untuk menghemat pengeluaran. Usaha ini sangat cocok bagi mereka yang ingin memulai usaha namun belum memiliki banyak modal, dengan keuntungan yang berpotensi besar di masa depan.
Kelompok Pengguna Sasaran: Rumah tangga, pemilik warung, restoran, dan toko-toko kecil.
Keluhan Pengguna yang Perlu Diatasi: Mahalnya harga bahan makanan di pasar tradisional dan minimnya pilihan produk.
Nilai Penting yang Ditawarkan: Menyediakan produk berkualitas dengan harga yang terjangkau dan berbagai pilihan produk.
Saluran Penjualan dan Pemasaran: Penjualan dapat dilakukan secara langsung dengan membuka gerai toko grosir, dan memasarkan melalui media sosial.
Sumber Penghasilan: Penjualan langsung, penjualan melalui e-commerce, dan kemitraan dengan restoran atau toko kecil.
Struktur Biaya: Biaya sewa tempat, biaya pengadaan barang, biaya transportasi dan distribusi, dan biaya peningkatan jangkauan pasar dengan membuka cabang baru.
Aktivitas Utama: Pembelian barang, penyimpanan dan pengemasan, serta penjualan produk.
Sumber Daya Penting: Manajemen, karyawan, gudang penyimpanan, dan kendaraan distribusi.
Mitra Penting: Pemasok produk bahan makanan, pengiriman barang, dan kemitraan dengan toko atau restoran.
Langkah Validasi Gagasan: Melakukan survei pasar dengan menanyakan kepada kelompok sasaran dan melakukan observasi di lapangan.
Biaya Operasional Tahun Pertama: Biaya sewa tempat sekitar 30 juta rupiah, biaya pengadaan barang sekitar 100 juta rupiah, biaya transportasi dan distribusi sekitar 40 juta rupiah, dan biaya peningkatan jangkauan pasar dengan membuka cabang baru sekitar 50 juta rupiah. Total biaya awal sekitar 220 juta rupiah.
Potensi Tantangan Bisnis: Persaingan dengan grosir lain, keterbatasan dana untuk pengembangan bisnis lebih lanjut, dan risiko perubahan harga bahan makanan dari pemasok.