Ada tiga manusia yang hendak melakukan perjalanan ke Tibet. Mereka terdiri dari Brian, seorang pria asal Inggris yang bekerja sebagai jurnalis, Susan, seorang ilmuwan asal Amerika yang ahli dalam bidang klimatologi, dan Yang, seorang pemandu lokal yang terbiasa dengan wilayah tersebut. Mereka bertiga bertemu di bandara dan dalam perjalanan menuju tempat tujuan, mereka saling berkenalan.
"Saya tidak sabar untuk melihat danau beku Tibet," kata Susan dengan antusias.
"Kami mungkin kesulitan untuk mencapai tujuan tersebut," Brian memperingatkan. "Saya membaca bahwa itu bisa menjadi gurun salju yang sangat berbahaya."
"Kami memiliki pemandu lokal yang sudah berpengalaman," kata Yang, sambil tersenyum. "Saya yakin kami akan dapat mencapainya dengan selamat."
Setelah beberapa hari perjalanan, mereka akhirnya mencapai danau beku tersebut. Air dalam danau beku tersebut dipercayai dapat menyimpan banyak misteri, dan Susan berharap dapat mengambil sampel air untuk meneliti lebih lanjut.
Tiba-tiba, mereka diterjang oleh badai salju yang hebat. Meskipun mereka berusaha untuk menempuh jalan kembali dengan cepat, mereka terpaksa berhenti karena jalan yang membeku dan sulit dilewati. Mereka akhirnya berlindung di sebuah gubuk kecil yang didirikan oleh penduduk setempat.
"Hmm, ini agak kuno," Brian mengeluh.
"Namun, ini adalah tempat yang aman. Kami harus tetap waspada terhadap cuaca dan sumber makanan," kata Susan sambil memeriksa barang-barang mereka.
Mereka menghabiskan beberapa hari di gubuk tersebut, menunggu badai reda. Tapi ketika cuaca menunjukkan tanda-tanda membaik, mereka menemukan bahwa mereka telah terjebak tanpa bantuan.
"Mereka bilang bahwa seseorang akan datang dalam beberapa hari ke depan. Tapi sekarang, kami benar-benar terjebak di sini!" Yang berkata panik.
"Bisa jadi mereka lupa tentang kami," tambah Brian, mencoba untuk menenangkan Yang.
Sementara mereka terjebak di dalam gubuk, tak satupun dari mereka menyadari bahwa mereka tidak sendirian di sana. Seseorang atau sesuatu telah mengintip dan mengawasi mereka dari balik bayangan.
Suasana menjadi lebih tegang dan ketegangan meningkat ketika mereka merasa makanan mereka habis. Mereka mengambil keputusan untuk mencari makanan di sekitar danau.
"Saya yakin saya melihat beberapa binatang liar," kata Yang. "Saya akan pergi mencari makanan."
Brian dan Susan menunggu di dalam gubuk saat Yang pergi mencari makanan. Namun, ketika ia tidak kembali sampai lebih dari dua jam, mereka mulai khawatir.
"Saya akan pergi mencarinya," kata Susan dengan berat hati.
"Tidak, biarkan saya yang pergi," Brian menentang. "Saya lebih kuat dan lebih cepat daripada Anda."
Susan akhirnya menyerahkan anjuran dan Brian pergi mencari Yang. Setelah berjalan beberapa waktu, Brian menemukan bekas-bekas jejak di salju dari kaki Yang. Jejak itu menunjukkan bahwa Yang sedang berlari dan Brian menyadari mereka sedang dikejar oleh sesuatu.
Sampai pada suatu waktu, Brian menemukan Yang yang berlari ke arahnya, berteriak dengan ketakutan.
"Ada apa?" Brian bertanya dengan cepat.
"Ada makhluk aneh yang mengejarku," kata Yang masih ketakutan.
"Makhluk aneh apa itu?" Brian bertanya dengan penasaran.
"Kurang lebih terlihat seperti seekor harimau. Tapi itu lebih besar dan berbulu putih. Dan itu sangat ganas."
Ketika mereka kembali ke gubuk, mereka menutupi jendela dan membuka radio yang mereka bawa dengan mereka. Mereka menyadari bahwa mereka memiliki sedikit sinyal tetapi masih cukup mengirim sebuah pesan meminta bantuan.
Satu minggu kemudian, bantuan akhirnya datang, dan mereka akhirnya bisa kembali ke rumah dengan selamat. Melalui pengalaman yang menegangkan, ketiganya menjadi teman yang dekat, saling mengetahui satu sama lain dalam kesulitan dan keberanian mereka selama perjalanan.
Ketika mereka kembali ke rumah, Brian menulis artikel luar biasa tentang perjalanan mereka. Susan melanjutkan studinya tentang lautan es, dan Yang menjadi pemandu yang lebih baik daripada sebelumnya. Their adventure together on the frozen lake in Tibet will be remembered forever.